Malam

Malam larut,
Saat kejora masih terang benderang.
Sinarnya terajut
Jauh menyinari asa yang hilang
Desah nafasku pun melantun teratur
Mengiringi lelap malam itu.
Tapi, inderaku tetap terjaga dan terpekur,
Membawa mimpi tentangmu.
Ada wajah membias,
Ada senyum terulas,
Ada sosok membayang,
Lalu sepenggal kisah terkarang.
Tetes hangat terasa tajam
Di sudut mata yang terpejam
Selalu dia hadir menutup mimpi dan bersaksi
Pahitnya cinta yang tiada pernah memilik

impian anak jalanan

Senandung sendu meratap-ratap
memar tubuhnya membiru lagi
bibirnya kaku, dingin dan semu..
tapi lantunkan lagu cinta.

Tuhanku, adakah seseorang yang mampu menopang berat deritanya ?
Tuhanku, kirimlah seseorang untuknya.

Menaiki tangga mimpi
mengambil tiap lagu-lagu di langit
ingin temukan kedamaian..

mengais-ngais mimpi dari jalanan, yang kadang terbuang oleh orang yang menaiki mobil mewah.

semburat senyum tipis dari wajahnya
menyimpan keluguan misteri mimpi
yang akan terungkap nanti.

kamu, jangan berhenti bermimpi
aku akan selalu memberimu permata
yang menjadi doa pemimpin langkahmu.

Tuhan, walau semenit jadikanlah Ia orang paling bahagia sedunia.

Jeritan anak Jalanan

Di kolong-kolong jembatan aku..
Bersenandung mengharap belas kasihmu..
Pandanganku yang kian hampa..
Sesuap nasi pun tak kunjung tiba..

Melihat mu aku tak peduli..
Bukan wakil rakyat tikus berdasi..

Aku memang mlarat..
Bukan seperti tikus keparat..
Yang doyan uang rakyat..
Haus harta bak lintah darat..

Masih terdengar jeritan dan tangisan..
Dari anak kolong jembatan..
Kau butakan matamu..
Kau tulikan telingamu..

Takut kehilangan harta itu sifatmu..
Takut kehilangan kehormatan pun sifatmu..
Kau lebih rela korbankan rakyat..
Hanya demi se onggok martabat..

Kau picik..
Kau pun licik..

Di kolong jembatan aku..
Di jalanan kukais keberuntunganku..

Kau tak datang aku bangga..
Tak mengenal mu pun aku lega..

Balada anak Jalanan

bu...mataku kabur...
Sudah tiga hari aku tak tidur...
Perutku hanya berisi bubur...
Sakit sekali rasa di dubur

Ibu...aku sudah tak kuat..
Tak ada uang untuk berobat
Hanya ibulah yang malaikat..

Ibu...aku ingin pergi...
Menyusul ibu dibalik pelangi...
Dimana tak ada lagi sedih
Dalam pelukan ibu abadi...

0 komentar:

Posting Komentar